JAKARTA — Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) akan menggelar Konvensi Nasional Humas 2018 pada 10-11 Desember 2018 di XXI Ballroom Jakarta.

Konvensi akbar tahun ini mengusung tema ‘Humas 4.0 Tantangan Kebangsaan & Reputasi Indonesia’ dan akan dihadiri berbagai stakeholder. Mulai dari mahasiswa, praktisi, akademisi hingga tokoh nasional.

Menurut Ketua Panitia KNH 2018 Benny Butarbutar, konvensi ini dirancang menjadi sebuah wadah bagi praktisi, akademisi, professional public relations, pimpinan perusahaan dan praktisi media massa.

“Dengan tujuan untuk melahirkan berbagai gagasan serta pemikiran guna terciptanya hubungan yang salingbersinergi serta memperdalam fungsi peran masing-masing, khususnya di eraindustri 4.0,” ujar Benny.

Dia berharap, KNH 4.0 diharapkan praktisi humas dapat merumuskan strategi yangseharusnya dapat dilakukan di kemajuan teknologi yang kian pesat. Tidak hanyamemikirkan sebagai ancaman, melainkan sebuah challenge dan kesempatan bagi humas di sektorperindustrian untuk dapat mengendalikan sistem 4.0 yang kian mendominasi bidangkerja, khususnya Public Relations (PR).

Ke depannya, Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar seperti Cina, Jepang, Australia dan Korea. “Di mana, peran praktisi humas dituntut untuk mampu membangun kompetensi dan perspektif global untuk menuju Indonesia global ekonomi,” tukasnya.

Ketua Umum Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas) Agung Laksamana menekankan dalam memasuki humas 4.0, kompetensi (PR) membutuhkan kombinasi unik antara intuisi, nalar, empati, emosi serta kreativitas yang tidak terbatas (limitless).

Hal ini menjadi keterbatasan mesin Artificial Intelligence (AI) untuk dilatih. “Persepsi lama, bahwa PR hanya berfungsi sebagai media relations, membuat klipping, protokoler serta publikasi di konvensional media semata haruslah kita tinggalkan. Sekarang, profesi ini dituntut memiliki keahlian yang lebih kompleks,” papar Agung.

Dia mengakui, pada akhirnya fungsi Humas adalah membangun trust dan reputasi melalui branding ‘Making Indonesia 4.0’. Ini juga butuh agenda setting serta peran strategis humas yang Humas 4.0.

“Point besar di sini, Humas 4.0 harus memiliki software and hardware yang global, digital dan creative. Namun, yang paling penting juga adalah inside chipnya seorang Humas 4.0 haruslah NKRI – #IndonesiaBicaraBaik,'” tegas Agung.

Direncanakan, Presiden RI Jokowi akan memberikan sambutan dan membuka secara resmi konvensi dari Istana Negara bersama BPP Perhumas, para ketua dan pengurus cabang serta anggota utama. Nantinya, Presiden Jokowi akan melakukan  live streaming dengan ribuan peserta KNH yang berada di XXI Ballroom Djakarta Theater. (kimgerry)