MANADO- Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyoroti pentingnya penguatan industri perikanan nasional bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

“Kita harus jadi Panglima di laut sendiri,” ujar Jokowi, saat bertemu dengan sejumlah tokoh berpengaruh di Manado, Provinsi Sulut, Minggu (31/3/2019), melalui pres rilis yang diterima SINDOMANADO.COM.

Diketahui, menurut data BPS pada 2018, jumlah ekspor produk tuna, tongkol dan cakalang dari Provinsi Sulut mencapai 21,5 juta kg, dengan pendapatan sekitar USD 129 juta. Sebanyak 8,9 juta kg produk tuna diantaranya diekspor, dengan pendapatan sebesar USD 71,9 juta.

Di Provinsi Sulut, Bitung menjadi andalan karena produksi ikannya yang mendunia. “Filipina punya kota tuna ‘General Santos’,  di Jepang, Taiwan, dan Korsel tidak usah ditanya lagi. Indonesia punya potensi besar di Bitung. Pak Jokowi ingin itu dimaksimalkan,” ujar Abdul Kadir Karding, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Maruf Amin.

Lanjut dia, terkait rencana penguatan industri perikanan nasional, pada 30 Januari 2019 Jokowi telah menginstruksikan agar izin kapal ikan selesai dalam 2 jam dihadapan para pelaku usaha perikanan tangkap.

“Upaya melibatkan semua pemangku kepentingan agar perikanan legal, teregulasi, dan terlaporkan dengan baik sudah dilakukan Jokowi.” Terang dia.

Lanjut dia, potensi perikanan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta ton masih perlu dioptimalkan dengan fasilitasi pengadaan kapal-kapal perikanan skala besar.

“Pengadaan ini dimungkinkan dengan adanya skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kerjasama dengan perbankan,” pungkas dia. (valentino warouw)