Suarakan Aspirasi, Ini Tuntutan Pemuda GMIM

oleh
Ketua Pemuda Sinode GMIM Penatua Pricilia Tangel Mendatangi Para Pemuda Yang Melakukan Aksi Protes di Lokasi Sidang Majelis Sinode GMIM. (KORAN SINDO MANADO/Michael Tumbelaka)

TONDANO – Disela-sela proses Sidang Majelis Sinode Istimewa (SMSI) ke -80 yang dipusatkan GMIM Imanuel Leilem, sejumlah Pemuda GMIM yang menamai diri Obor Selamatkan GMIM melakukan aksi penyampaian aspirasi terkait draft SMSI 2021.

Lokasi SMSI yang mendapat penjagaan ketat, membuat aksi para pemuda GMIM ini hanya dilakukan sekira 200-an meter dari lokasi sidang.

Penatua Halvy Kolondam, salah satu yang melakukan aksi di kepada Koran Sindo Manado mengatakan aksi ini bertujuan agar para petinggi GMIM membatalkan beberapa poin yang ada dalam draft pembahasan, yang dirasa merugikan mereka sebagai warga GMIM.

“Kami ada disini sebagai bentuk penolakan dari beberapa poin yang akan dibahas dalam sidang yang dirasa merugikan pemuda GMIM, seperti Exofficio dihilangkannya peran BIPRA khususnya Pemuda dari BPMJ, BPMW, hingga BPMS. Sehingga dalam pengambil keputusan pemuda sudah tidak lagi dilibatkan, selanjutnya tentang dihilangkannya periodedisasi artinya mereka menghilangkan aspek regenerasi, kemudian waktu pelayanan yang sebelumnya empat tahun menjadi lima tahun, sementara 4 tahun saja sudah ada yang jenuh dalam menjalankan pelayanan apalagi akan dibuat menjadi lima tahun akan seperti apa nantinya pelayanan ini,” ungkap Kolondam.

Sambil menyuarakan aspirasi, para pemuda terdengar menyanyikan lagu-lagu bertema dukacita.

Lanjut Kolondam, mereka juga mempertanyakan soal legalitas SMSI karena kegiatan ini ada indikasi tidak sesuai dengan aturan tata gereja sehingga harus ditinjau lagi.

“Karena untuk mengadakan sidang SMSI ini harusnya diusulkan lewat Sidang Majelis Sinode empat Tahunan bukan Sidang Mejelis Sinode Tahunan, sementara untuk utusan Sidang Majelis Sinode Tahunan itu adalah utusan wilayah bukan utusan jemaat, sehingga dalam pengambilan keputusan tidak melibatkan jemaat,” bebernya.

Ditambahkannya lagi, keputusan Sidang Majelis Sinode tahun 2018 di Hotel Grand Luley Manado bahwa untuk tahun ini harusnya tidak ada SMSI dan akan digelar pada tahun 2026. “Tapi kenapa tahun 2021 kegiatan ini tetap dilaksanakan padahal sudah mendapat protes dari berbagai pihak, dan disini kami menutut penjelasan dari Ketua Sinode saat ini,” ujar Kolondam yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi Pelayanan Pemuda Sinode (KPPS) dan Ketua Pemuda Wilayah Tandengan ini.

Beberapa waktu berselang, Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode (KPPS) GMIM Penatua Pricillia Tangel tampak keluar dari dalam gedung gereja kemudian menyambangi para pemuda ini.

“Kami akan terus berjuang untuk pemuda dan kami juga mengapresiasi cara pemuda yang dengan elegan dalam membawa aspirasi ini tapi juga kita harus saling menjaga hubungan baik dengan seluruh pihak. Kami selaku perutusan dari Komisi Bapak Ibu Pemuda Remaja Anak (BIPRA) berharap agar pelayanan tetap seperti ini dan tidak dirubah,” tutur Tangel. (KORAN SINDO MANADO/Michael Tumbelaka)