Christiany Eugenia Paruntu, Ketua DPD I Partai Golkar Sulut saat mengajukan bacal di KPU Sulut. (valentino warouw)

MANADO- Langkah Politik Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dinilai sudah benar atas tidak mengakomodir Craig Naichel Runtu (CNR) dan Stefanus Vreeke Runtu (SVR) sebagai bakal calon (Bacal) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Bacal Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada Pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

Pengamat Politik Sulut, Taufik Tumbelaka mengatakan, langkah politik CEP itu adalah langkah politik yang sudah benar, tentu hal tersebut telah dipikirkan baik buruknya yang akan terjadi ke Partai Golkar Sulut kedepan.

“Pastinya bacal Anggota DPRD dan DPR-RI dari Partai Golkar Sulut yang telah diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah pilihan yang telah diperhitungkan dan menggunakan hasil survei, apalagi lawan diluar Partai Golkar bacalnya sangat kuat-kuat,” terang dia, kepada SINDOMANADO.COM, Kamis (19/7/2018).

Menurut dia, sebenarnya momentum titik temu dari CEP dan SVR ada pada saat akan terjadi Pilkada Minahasa, namun kesempatan itu dilewatkan dengan terabaikannya James Arthur Kojongian (JAK) yang dijagokan CEP yang merupakan kader internal yang bisa diandalkan pada Pilkada Minahasa.

“Untuk saat ini pasca Pilkada Minahasa bargaining position (posisi tawar) dan bargaining power (kekuatan tawar) SVR menjadi lemah dengan kekalahan di Minahasa. Dimana bisa saja ini bagian dari kalkulasi politik CEP jika melihat perolehan suara  Ivan Sarundjang (Ivansa) – CNR pada Pilkada Minahasa lalu 70.900 Suara atau 35,59%,” terang dia.

“Sedangkan lawan Ivansa-CNR yakni Royke Roring – Robby Dondokambey mempunyai perolehan 132.152 Suara atau 64,41%,”  tambah dia. (valentino warouw/get)