Fakultas MIPA Unsrat Produksi Hand Sanitizer sesuai Prosedur BPOM

oleh
Mahasiswa Fakultas MIPA Unsrat saat membuat hand sanitizer. (FOTO: Fernando Rumetor/tr-02)

MANADO- Kelangkaan masker dan hand sanitizer membuat berbagai pihak harus memutar otak untuk mengatasi kelangkaan tersebut. Salah satunya pihak Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). Lewat pengembangan yang dilakukan oleh Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang mampu membuat sendiri hand sanitizer untuk kalangan civitas akademik Unsrat.

Hal ini disampaikan Ketua Jurusan Kimia, FMIPA Unsrat, Dewa Gede Katja saat mengawasi para mahasiswa yang sedang membuat hand sanitizer. Diketahui, salah satu bahan yang digunakan berasal dari
Captikus yang didapatkan dari petani di Modoinding, Minahasa Selatan dan beberapa daerah lain.

Katja mengatakan bahwa bahan Captikus tersebut kemudian dilakukan proses destilasi. “Bahan itu kemudian dimasak menggunakan metode destilasi, namanya,” tuturnya.

Hasil destilasi tersebut kemudian menjadi etanol dengan kadar 96% dan dicampurkan dengan bahan lain seperti Gliserol, Hidrogen Peroksida, Aquades, dan Pewangi Aromatik untuk mengurangi bau tajam dari bahan-bahan yang digunakan.

Hand sanitizer buatan mahasiswa Fakultas MIPA Unsrat. (FOTO: Fernando Rumetor/tr-02)

“Tim pembuat hand sanitizer menggunakan prosedur dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang sudah sesuai standar,” tukas Katja.

Untuk kapasitas produksi dari tim pembuat hand sanitizer dari Jurusan Kimia FMIPA Unsrat sendiri bisa mencapai 10 liter per harinya.

“Tapi karena bahan baku memang sangat susah diperoleh dari penjual maka kadangkala sehari hanya membuat tiga liter,” ungkap Katja.

Adapun, untuk hasil uji dari hand sanitizer ini, dirinya beserta tim dan pimpinan fakultas telah melakukan uji ke BPOM di Pineleng.

“Dari hasil uji awal sudah memenuhi standar, karena kita menggunakan prosedur yang sudah standar juga, jadi tidak perlu diragukan lagi, sangat aman,” tuturnya.

Sementara itu, Rektor Unsrat Ellen Joan Kumaat melalui Humas Unsrat Max Rembang mengatakan, pihak rektorat sangat respek terhadap hasil yang mampu diraih oleh FMIPA, terutama Jurusan Kimia.

“Kami berterima kasih kepada pihak FMIPA karena memang kebutuhan masyarakat akan hand sanitizer itu sangat besar sekali,” tutur Rembang.

Lanjut dia, dengan adanya pengakuan dari BPOM, tidak menutup kemungkinan bagi pihaknya untuk dapat memproduksi bagi kalangan luar.

“Tapi itu kan harus ada kerja sama dengan suatu perusahaan yang bersedia (Untuk memproduksi massal),” tutup Rembang. (Fernando Rumetor)