Bakal Ukir Sejarah Baru, Gubernur Olly Perjuangkan Sulut Tuan Rumah KTT G20

oleh
Gubernur Olly Dondokambey didampingi Sekdaprov Edwin Silangen, Asisten III Gemmy Kawatu dan Kepala Dinas PUPRD Steve Kepel saat memimpin rapat persiapan infrastruktur untuk pelaksanaan KTT G20 di Provinsi Sulut. (Ist)

MANADO – Gubernur Olly Dondokambey sedang memperjuangkan ke pemerintah pusat untuk menjadikan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun 2023 nanti.

Keseriusan itu terlihat dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyiapan Infrastruktur Penunjang bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah (PUPRD) Sulut dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV di Kantor Dinas PUPRD Sulut, Rabu (20/11/2019).

Gubernur menerangkan, pihaknya sementara melobi pemerintah pusat terkait kesiapan Sulut sebagai tuan rumah KTT G20. Dijelaskannya, G20 adalah organisasi yang berisikan 19 negara dengan perekonomian besar dunia yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, lnggris, Cina, India, Indonesia, ltalia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki dan Uni Eropa.

“Rapat koordinasi ini untuk menyiapkan infrastruktur yang digunakan pada KTT G20. Kita sedang lobi ke pemerintah pusat supaya pertemuan itu diadakan di sini. Supaya Presiden Amerika dan para pemimpin dunia bisa datang ke Sulut,” kata Olly.

Lanjut dia, semua proyek infrastruktur di Sulut akan dikebut pengerjaannya supaya bisa selesai sebelum dimulainya KTT G20. Proyek itu diantaranya seperti pembangunan jalan dari Bandara Sam Ratulangi (Samrat) menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Minahasa Utara (Minut).

“Selain itu hotel dengan tempat pertemuan representatif juga harus dibangun di Likupang. Mau dipercepat semua. Ini harus disiapkan 2020, 2021, 2022 dan tahun 2023 tuntas,” terangnya.

Lebih lanjut, Gubernur Olly berharap bila pertemuan di bidang ekonomi ini berhasil diselenggarakan di Sulut, maka semakin meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan nilai investasi di Sulut.

“Sulut lebih dikenal di dunia, pariwisata meningkat, investasi tambah banyak,” kuncinya.

Sebagai informasi, G20 dibentuk pada 1999 sebagai bentuk respons terhadap perlunya pembicaraan bersama untuk kerjasama di bidang ekonomi. G20 merepresentasikan duapertiga populasi dunia, 85% produk domestik bruto, dan mewakili 75% perdagangan global di seluruh dunia.

Setiap tahunnya, G2O mengundang tamu dari beberapa negara untuk berpartisipasi dalam acara selain anggota tetap. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa KTT ini merefleksikan opini internasional dalam sektor ekonomi dunia.

Kepala Dinas PUPRD Steve Kepel mengatakan, terkait rakor tersebut pihaknya akan mengkoordinasikan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi penunjang pelaksanaan KTT G20 nantinya.

“Pak gubernur sudah pimpin langsung rapat tadi. Kita akan tingkatkan koordinasi untuk percepatan penyiapan infrastrukturnya karena menjadi salah satu syarat yang mesti dirampungkan,” tukas Kepel.

Pengamat ekonomi Sulut Magdalena Wullur menilai, upaya Sulut untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT G20 merupakan satu terobosan dan langkah besar mempersiapkan daerah ini sebagai daerah maju dan berkembang nantinya.

“Sangat luar biasa jika KTT G20 bisa digelar di Sulut. Ini jadi sejarah baru yang akan mendatangkan keuntungan sangat besar bagi Sulut. Ini upaya yang patut diapresiasi dari pak Gubernur Olly Dondokambey,” ujar Wullur.

Adapun rapat tersebut turut dihadiri Sekdaprov Edwin Silangen, Asisten Administrasi Umum Gammy Kawatu dan para pejabat di lingkup Pemprov Sulut. (rivco tololiu)